Setya “Defamed” By His Own Voice

The speaker of the House of Representatives, Setya Novanto, has dominated political discussion in recent weeks due to incredible revelations that he attempted to shake-down Freeport, Indonesia’s biggest single taxpayer, for an incredible $4 billion worth of shares in the company.

Now, as every semi-informed expat in Indonesia knows, the country’s legions of corrupt bureaucrats often shake down businesses for ‘lunch money’. When TBI Kelapa Gading was raided in 2009, then manager Helmy Vramerryan was forced to cough up Rp 5 million for employing a British teacher illegally on a business visa. It was also normal for police officers to turn up for a ‘present’ right before the Christmas/New Year period. And think that they were probably doing this to every small business in the massive city. The money involved in these extortion and shake down rackets must be truly enormous. However, the Freeport extortion case shows that these routine shake downs in suburbia are nothing compared to the massive Mafia business which goes on at the apex of the Indonesian political system.

The director of Freeport and Indonesia’s former top spook Maroef Sjamsuddin recorded a conversation in which Setya Novanto and Muhammad Reza Chalid, a tycoon, suggested that Freeport hand a 20% share of Freeport over to President Jokowi and VP Kalla. The conversation went as follows:

SN: Kalau nggak salah, Pak Luhut waktu itu bicara dengan Jim Bob. Pak Luhut itu sudah ada yang mau diomongin.

MR: Gua udah ngomong dengan Pak Luhut, ambilah sebelas, kasilhlah Pak JK sembilan. Harus adil, kalau nggak, rebut.

The final part is priceless. Loosely translated, Reza stated that Jokowi needed an 11% cut and Kalla needed a 9% cut. He said, “It has to be fair. If not the President and Kalla will squabble (like small children).”

So here we have an attempt, caught on tape, to extort billions from the biggest taxpayer and investor in the entire country. And we hear, with no apparent irony, that the President and VP will be reduced to childish squabbling if they don’t get a fair cut of the corruption money each.

But today there has been a very Indonesian twist to the entire squalid extortion attempt. Setya Novanto, a man caught on tape trying to extort Freeport using the President’s name, has had the nerve to accuse Sudirman (who broke the story) of defamation, for repeating what Setya himself said on the tape! So we now Setya claiming to have been defamed by his own voice! It is defamation to repeat what he himself said because it blackens his ‘good name’.

As we have often said on this blog, the abuse of the concept of defamation in Indonesia is completely out of control. Defamation (which this blog has often been accused of, even by legal representatives) seems an endlessly elastic concept which now includes stating the truth if it puts someone in a bad light! But Setya’s novel idea of defamation as including things that he himself said has twisted even more out of shape. It’ll be interesting to see what further violence the terminally corrupt Indonesian elite can do to the notion of defamation in the coming months.

catut-nama-564acd0a519373ed078d3cad

Setya Novanto of the notorious Golkar Party

 

 

5 thoughts on “Setya “Defamed” By His Own Voice

  1. Moderator , please deh daripada selidikin masalah Setya Novanto mendingan bahasa masalah ILC udah bayar gaji telat 3 bulan , banyak temen saya ga masuk kerja gara – gara 3 bulan ga ada gajian tuh ILC

  2. Teman saya kerja di ILC Mall Ciputra (3Orang) , ILC Blok M (1Orang) , ILC Poins (15Orang) , ILC Puri Indah (4Orang) ,mereka teman yang saya kenal , jadi menurut saya lebih baik kasus ILC , Seven Languages , WLA mending diungkap karena memang saya gak mau banyak orang kerja untuk mereka karena itu seperti Mufakat untuk kejahatan juga , kasian semua orang kaya begitu. Jelek2 Rumah Bahasa masih mending dulu waktu saya dan teman – teman diberhentikan secara sepihak sebelum dijual ke orang taiwan , masih dikasih dikasih gaji pokok walaupun tunjangan tetap gak keluar , ini saya aja udah keluar digaji kagak , pass minta gaji dijawab gaada pemberitahuan sebelum resign gak dibayar padahalkan semua salahnya si husein orang gak digaji ,sehari saya naik busway sama angkot PP udah 24 Ribu bekasi ke Puri Indah , lalu Sebulan 25 hari kerja 600.000 Rupiah , belum lagi makan 20ribu sekali kerja sama dengan 500Ribu , Saya ada bayar sekolah adik saya sebulan 350ribu 3 orang , Lalu saya sebagai anak kasih Ibu saya , alhamdullilah kalau gaji lancar 3 juta cukup lah , gaji saya sebulan di ILC 3.5 Juta lalu lalu terakhir telat 2 bulan gmana jadinya , saya ga bersuara tapi karena memang sudah gak ada ongkos jadi saya ga kerja lagi di sana malah pass minta gaji dibilang ga ada notice , lumayan gaji saya 7 juta 2 bulan ditambah bonus yang dijanjikan 5 Juta karena achievement kinerja saya , ytapi semuanya mana ? gak ada semua ? Husein memang penipu !!!!!! Masih mending mantan boss saya di Rumah Bahasa kalo gini , dulu jelek – jelekin mantan boss saya kalo ga punya duit gak profesional gak bisa ngurus perusahaan , anak manja, dll , tapi dianya sendiri gmana ? Sekarang saya juga bingung sebenarnya karena 7 juta itu kan buat sekolah adik saya , saya sudah minjem uang ke temen tapi saya sekarang cuman kerja di sekolahan di bekasi gaji 2.9 Juta , saya ambil hutang 5 Juta lalu yang kemaren 7 juta gak dibayar kadang skr saya tambah cicilan dan semuanya kaya berat gitu , kerja di ILC bukannya tambah enak tambah gak dapat gaji. Banyak kok temen – temen yang nyesel sudah kerja di ILC semuanya .

    • Memang jujur saya juga merasakan kalo sebenarnya kerja di Rumah Bahasa masih better kok daripada di ILC , ILC itu memang diawal bagus dulu temen – temen dan saya pindah kesana karena memang ada ajakan di manager banci fachrul , tapi kebelakangnya ILC Kacau tapi memang saat pembukaan poins square diawal memang sangat kacau juga dan saya juga merasakan tapi tidak sampai ke gaji ya masalahnya waktu itu , Mungkin Warna waktu kenanya waktu masalah gaji , saya juga ingat kalau dulu si husein bilang kalo Rumah Bahasa itu ga bermutu dan manajemennya jelek , saya baca komen semua orang disini kayanya Rumah Bahasa masih better kualitasnya daripada ILC yang punya guru – guru kampungan selevel kaya Max , Kayanya warna dulu di RB gading ya ? tahun berapa ? Inget masa – masa dulu ya , kangen banget waktu sama – sama di Kelapa Gading , btw ada kabar tentang Boss RB ga ? Saya udah lama ga dapat kabarnya walaupun ada slentingan ga enak sih . Tapi bagaimanapun yang penting sudah gak di ILC lagi lah , ga berguna juga memang di ILC lebih kacau dari semuanya , for me RB masih lebih baik dan best lah daripada yang lainnya . Kampung tuh si husein….

  3. Moderator bukan cuman saya tapi temen – temen saya juga , saya 2 bulan ada temen saya 3 bulan aduh , saya trauma kerja di ILC kaya gini bener2 deh , ILC kerjanya cuman jelek – jelekin perusahana orang , jelek – jelekin Rumah Bahasa katanya perusahaan bangkrut dll tapi temen saya masih kerja di Rumah Bahasa Kelapa Gading tempat saya dulu kerja cuman sekarang ganti nama jadi apa gitu sya alupa, lalu jelek – jelekin GLC memang GLC juga bangkrut , jelek – jelekin EF , Wall street dll , muak deh sama ILC …. Saya menyesal kerja di ILC . Mohon aja semua nya ditayangin di sini biar semua orang bisa baca

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s